Selasa, 27 Januari 2009

Quid pro quo (Mangku, Coki n Imam)

Sore itu sepertinya tidak ada yang istimewa. Sekembali dari melakukan general check up kami kembali ke rumah dan bercengkrama dengan keluarga. Selepas magrib kami masih nyantai dengan penuh keceriaan. Tetapi malam itu seorang teman menelepon dan mengkonfirmasi adanya kabar kecelakaan yang menimpa keluarga besar Bank BTN di Bintan -Batam. Penulis tak dapat mengkonfirmasi, karena seluruh nomor Telepon yang dihubungi dalam keadaan sibuk atau non aktif. Tak lama berselang serombongan SMS menyerbu dengan berita yang sama. Sabtu, 24 Januari 2009 Bpk. Mangku Mukmin, Bpk. Noviansyah (Coki) dan Bpk. Imam Fajari, telah kembali kepadaNya untuk selama-lamanya tak kembali.
Lamunan menerawang disaat-saat indah periode 1996 hingga 2000. Imam Fajari, penulis mengenal benar sadara ku yang satu ini, sejak masuk BTN. Saat di LPPI dan pendidikan Analis Kredit sebelum mulai bekerja di BTN, penulis telah berinteraksi dengannya sebagai instruktur. Penempatan pertamanya di BKU/DKPI menjadikan kami kembali bersama di Divisi yang sama dan duduk sejajar hingga DKPI ganti baju menjadi DRPK. Saat menempu pendidikan Pasca Sarjana kami juga bersama-sama, demikian juga pendidikan MLP. Sanking dekatnya kami berbagi rangking, Imam kebagian ranking 2 penulis kebagian rangking 1. Sebagai seorang pegawai baru, dia sukses menyamai bahkan mendahului para seniornya termasuk penulis, karena kami promosi kepala seksi bersamaan tahun 2000 dan menjadi Ka. Capem tahun 2005.
Pkl. 06.30 pagi bersama teman-taman sejawat dari KC Bekasi, kami meluncur ke Bandara Soekarno Hatta, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada ketiga saudara yang kami cintai. Bpk. Noviansyah yang lebih akrab dikenal dengan Pak Coki, bersama dengan penulis di DRPK, saat itu beliau sebagai kepala Seksi. Bapak yang satu ini dikenal dengan kelembutan dan senyumnya yang “sumringah”, semangat yang tinggi dibuktikan nya, setidaknya saat kami mengikuti ujian Sertifikasi Manajemen Risiko, sekalipun dalam keadaan sakit, ybs tetap bertahan untuk mengikuti ujian dan hasilnya .. ybs berhasil lulus.
Duapuluh dua unit mobil beriringan dari Bandara Soekarno Hatta, sekitar pkl. 10.00 an jalanan Jakarta diramaikan dengan suara sirine yang bersaut-sautan menuju Jl. Gajah Mada. Keluarga Bpk. Mangku Mukmin ada diantara rombongan, tersayat rasanya hati ini melihat anak-anak beliau menyambut peti jenazah di terminal kargo. Pak Mangku juga adalah kepala Bagian di DRPK saat penulis masih di DRPK. Ketegasan dan Disiplin tinggi adalah kenangan yang indah dari beliau. Berbahasa Palembang senantiasa dengan penulis merupakan kenangan yang tak terlupakan, sekalipun telah di KC Padang dan Batam, kala berkomunikasi beliau masih kerap menyapa “mak mano er ?!”
Mereka telah memberikan sesuatu yang terbaik dari dirinya kepada lembaga, keluarga dan masyarakat sekitarnya. Tentu ada ketidak sempurnaan dikala mereka mencoba memberikan yang terbaik, tetapi semua itu adalah upaya mereka untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi. Jika mereka telah memberikan... saatnya kita untuk menerima segala ketidak sempurnaan yang ada, sebagai kenangan yang indah dan pada saatnya untuk dilupakan. Bak pepatah Yunani mengatakan Quid pro quo ...memberikan sesuatu untuk menerima sesuatu. Selamat jalan Saudaraku ... May Peace be with your family.